"Your company is NOT your family" by Patricia .S.

Reid Hoffman, salah satu Co-founder Linkedin pernah mengatakan hal ini.


.... Sounds harsh, but true.

Kalau kita punya anggota keluarga yg menyebalkan, toxic, sampai melanggar hukum, mrk tdk bisa "dipecat" sebagai anggota keluarga.

Sesebal2nya kita sama anak yg ga bisa jaga kebersihan, bikin rusuh rumah, dan mahal biaya oprasionalnya, makannya banyak, sekolahnya mahal, tapi, gmn2 ga mungkin kita pecat jadi anak kan?

Berbeda dengan perusahaan, dimana org bergabung dg situasi yg kondisional dan diharapkan memberikan impact bagi perusahaan. Professional bergabung ke perusahaan, berharap ada karir, gaji, pengalaman, exposure, learning.

Perusahaan yg bilang bahwa we're a family, mengharapkan loyalitas tanpa batas layaknya anggota keluarga. Tapi, faktanya kdg perusahaan yg sedang memiliki kendala finansial, harus mengambil keputusan utk melayoff bbrp divisi, perampingan department sampai pengurangan team member, demi keberlangsungan perusahaan dan nasib lebih banyak orang.

Nah, apa yg terjadi dg org2 yg bergabung dan berharap masuk sebagai "family member" yg tdk bisa dipecat tadi? Kecewa tentunya. Sedih. Galau. Atau malah marah besar. Dianggap perusahaan sdh menipu mentah2. Culture bilang we're a family, eh kok tau2 dipecat?!

Kontribusi dan impact, adalah timbal balik dari gaji, benefit, career growth, training, support dan investasi yg diberikan perusahaan kpd karyawannya.

Banyak perusahaan memberikan mental health counseling, support dan benefit ini itu, ujung2nya kalau kita nggak kontribusi, maka rating performance saat review akan jadi C atau D 🧐

💪 Managers punya tugas ngegrooming team member, di sela2 sesi training and mentoring, kadang termasuk harus mendengarkan curhatan, kegundahgulanaan krn di putus pacar, atau kegalauan karena proses yg tdk sesuai harapan 👉 It comes as part of the job. Tapi, bukan berarti manager hrs memahami bhw gara2 lagi si A lg galau artinya dibiarkan utk underperform selama 6 bulan.

Kalau gr2 si A galau kmd dibiarkan nggak msk target berbulan2, akan menyebabkan BCDEFG yg rajin berkontribusi, berpikir "ngapain susah2 kerja keras, wong yg galau juga dibolehin." .... Tambah runyam kan?

Punya team yg happiness levelnya A tapi tdk berkontribusi, sama kyk tong kosong, malah bisa2 nasib managernya yg di ujung tanduk gr2 dianggap tdk bs grooming teamnya.

So, let's be realistic.

Saya setuju bahwa kalimat "Your company is not your family" merefleksikan bhw hak dan kewajiban karyawan dan perusahaan berlaku dua arah.

We choose to stay, knowing that by staying would allow us to reach greater heights.

We choose to stay, knowing that we have an option to leave.

We choose to stay, because we believe we can still make an impact and still learn something.


What about you?

Komentar